Buku Ber-ISBN Ke-5 : Gurit Pepeling
Assalamu’alaikum Waraohmatullahi wabarokatuh… Salam Santun segenap tamu istimewa
Alhamdulillah saya masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk hadir dan menyapa sahabat literasi semuanya. Kali ini saya akan share atau istilahnya unboxing buku berISBN saya yang kelima, yaitu: Gurit Pepeling.
Buku ini terbit pada bulan Mei 2022 dan diterbitkan oleh Penerbit CV badan Penerbitan PGRI Provinsi Jawa Tengah. Buku tentang Puisi Bahasa Jawa ini terdiri dari 53 halaman terdapat 50 Geguritan dengan tema tentang kecintaan dan kasih sayang terhadap anak anak didik.
Untuk Isi dan materi buku ini akan saya sampaikan pada waktu yang akan datang ya. Mohon bersabar.
Buku Ber-ISBN Ke-4 : Google Earth Media Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Assalamu’alaikum Waraohmatullahi wabarokatuh… Salam Santun segenap tamu istimewa
Alhamdulillah saya masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk hadir dan menyapa sahabat literasi semuanya. Kali ini saya akan share atau istilahnya unboxing buku berISBN saya yang keempat, yaitu: Google Earth sebagai Media Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran Jarak Jauh (Daring).
Buku ini terbit pada bulan Oktober 2020 dan diterbitkan oleh Penerbit Cipta Gading Artha. Buku tentang pengalaman baru dengan Google Earth ini terdiri dari 51 halaman.
Untuk Isi dan materi buku ini akan saya sampaikan pada waktu yang akan datang ya. Mohon bersabar.
Jangan Takut Mencoba Dalam Menulis ( Resume Ke-17 )
Selamat pagi tamu istimewa dan sahabat semua. Salam santun.
Kini tibalah resume ke-17 sebagai hasil saya mengikuti pelatihan belajar menulis via WAG dengan narasumber tidak beda jauh dengan narasumber pertemuan ke-16. Muda, cantik dan enerjik dalam berliterasi. Beliau adalah Ibu Jamila K. Baderan, M.Pd.
Salah satu bentuk pengembangan diri dan mengeksplor kompetensi kita adalah dengan cara bergabung dalam satu komunitas positif seperti WA Grup Belajar Menulis. Bukan tanpa alasan, tentunya setiap kita yang bergabung disini punya harapan yang ingin dicapai. Terkait dengan hal tersebut maka hal yang ingin saya share malam ini tentang : Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi.
Kata “ekspektasi” tentunya sudah sangat familiar di telinga kita. Setiap orang, setiap saat pasti memiliki ekspektasi terhadap berbagai hal yang di inginkan dalam hidup. Sebagai contoh, ekspektasi kita Ketika bergabung dalam grup ini adalah ingin menghasilkan sebuah karya berupa jejak literasi yang dapat dikenal dan dikenang meskipun kita sudah berkalang tanah. Sayangnya, ekspektasi kita tidak selalu sama dengan realita. Ekspektasi tak seindah kenyataan. Hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi dalam tulisan buku ke-2 Bu Jamila yang diterbitkan pada tahun 2019.
Dalam hal menulis, harapan terbesar kita adalah mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik yang terus berangkai menjadi bab demi bab hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Sekilas, menulis adalah hal yang sangat mudah. Bukankah kita sudah sering menulis sejak kecil? Tetapi, ketika kemampuan menulis tersebut disandingkan dengan ekspektasi sebuah karya yang bernilai bagi orang lain muncullah masalah besar. Diantaranya :
- Bagaimana memulai sebuah tulisan?
- Apa ide/topik yang harus kita tulis?
- Apakah tulisan saya menarik?
- Dll, dsb.
Mewujudkan ekspektasi memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi bagi para penulis pemula seperti saya. Dalam prosesnya kita harus berjuang melawan semua hambatan yang datang baik dari diri sendiri mapun dari lingkungan sekitar.
Sebenarnya, tantangan menulis terbesar itu ada pada diri kita sendiri. Yaitu mood dan kemauan alias niat. Oleh karena itu untuk mengubah ekspektasi menjadi prestasi kita harus berubah. Ada 2 hal penting yang harus kita ubah, yaitu mindset dan passion. Mindset adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Sementara passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa bosan. Kedua hal ini di bahas secara detail dalam buku Bu Jamila yang ketiga hasil kolaborasi bersama Prof. Eko Indrajit yang Alhamdulillah di terima dan diterbitkan oleh Penerbit Andi.
Pengalaman Bu Jamila dalam mewujudkan ekspektasi dalam menulis adalah berjuang membangun tekad dan keyakinan yang kuat untuk mencapai realitas. Terkadang saya juga harus nekat mengambil keputusan yang jika dipikir dengan akal sehat pencapaiannya sangat mustahil. Untuk itulah Beliau selalu berusaha konsisten terhadap ekspektasi yang susah payah dibangun. Pantang mundur jika kaki sudah melangkah. Wow … luar biasa falsafah Bu Jamila.
Pengalaman Bu Jamila saat menerima tantangan Prof. Eko untuk menulis buku dalam seminggu, ada sejuta keraguan yang menyelimuti hati dan pikirannya. Berbagai pemikiran negatif menghantui, namun berkat kenekatan, dibarengi niat, tekad, serta konsistensi yang kuat akhirnya ekspektasi Bu Jamila berubah menjadi sebuah prestasi. Saat Pak Joko mengumumkan bahwa tulisan saya lolos tanpa revisi, saya seolah tak percaya. Tidak pernah menyangka bahwa tulisan yang menurut penilaian pribadi hanyalah tulisan biasa saja ternyata memiliki takdir luar biasa. Jadi janganlah takut untuk mencoba.
Dari pengalaman ini saya belajar beberapa hal dalam menulis:
- Tulislah apa yang ingin kita tulis.
- Menulislah apa adanya, tanpa beban, dan tekanan.
- Jadikan menulis sebagai suatu kebutuhan
- Menulislah hingga tuntas, jangan memikirkan editing.
- Menulis jangan terlalu lama.
- Jangan memikirkan baik buruknya tulisan kita, karna yang akan menilai adalah pembaca.
Biasanya, kendala di awal kita menulis adalah bingung mencari ide. Tidak tahu apa yang akan kita tulis. Untuk mengatasinya, marilah kita mulai menuliskan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Mis: tentang hobi memasak, kegiatan sehari-hari, atau tingkah lucu anak-anak kita.
Tuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran. tidak perlu kita memikirkan tata bahasa, ejaan dlsb. Setiap kalimat yang terlintas segera di tulis. saya biasanya menulis di HP. kadang saat tidak pegang HP, saya akan menuliskan di benda apa saja yang saya temui. Pernah saya nulisnya di telapak tangan, pernah juga di paha. Haha …
Hal yang paling sulit untuk memenuhi ekspektasi menulis adalah ketika kita tidak punya hobi menulis. Kata orang hanya “Iseng-iseng” atau ikut-ikutan. Tidak masalah, jika kita tidak memiliki hobi, bukankah rasa iseng jika terus dilatih bisa menjadi suatu ketrampilan?
” Saya termasuk orang yang menulis tergantung mood. Ini sangat berat saya rasakan ketika menerima tantangan Prof. Eko. Rasanya bulan dan matahari berpindah tempat. Disaat seperti inilah saya menguatkan tekad dan niat saya untuk mencapai realitas. Jadi, menulis itu adalah sebuah perjuangan untuk melawan semua tantangan yang menggoyahkan niat.” Demikian ungkap Bu Jamila.
Hal yang menjadi fokus dalam menulis adalah kata TUNTAS. Jadi, menulislah hingga tuntas. Jangan sering menengok halaman yang sudah kita tulis, karena itu merupakan salah satu godaan yang membuat kita berpikir 1.000 kali tentang apa yang sudah kita tulis. kita akan berpikir untuk edit dan edit lagi. Akhirnya tulisan kita tidak akan tuntas.
Proses kreatif yang dilakukan Bu Jamila dalam menghasilkan buku tidak terlepas dari kegiatan membaca. Jadi, menulis dan membaca ibarat dua sisi mata uang yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Menulis tanpa pernah membaca akan pincang. Artinya tulisan kita kurang menarik. Menghasilkan buku dalam seminggu terdengar mustahil. Prosesnya jungkir balik, hingga siang dan malampun ikut terbalik😁. Hal pertama yang saya lakukan di awal adalah mencari menentukan judul dan kerangka tulisan. lalu berburu referensi sambil menyusun paragraf demi paragraf. Ya itu tadi, pokoknya tuntas dulu semua bab, terakhir sesi editing. Yang terakhir kunci kesuksesan dalam menulis dan menerbitkan buku adalah keberanian kita dalam mencoba. Itu.
Demikian resume ke-17 pelatihan belajar menulis. Semoga semakin menambah khasanah pengetahuan dan wawasan kita dalam berliterasi tiada henti. Salam santun.
Seni Pemasaran Buku di Masa Pandemi ( Resume Ke-15 )
Selamat pagi tamu istimewa dan sahabat semua. Salam literasi tiada henti. Salam santun.
Resume yang ke sekian menampilkan narasumber hebat Bpk. Agustinus Subardana. Beliau Direktur Pemasaran Penerbit ANDI ( Penerbit Mayor ). Materi esensial yang akan disampaikan benar-benar luar biasa, yaitu tentang seni dan strategi memasarkan buku di masa pandemi Covid-19.
Setelah kita berhasil menulis naskah buku lalu menerbitkannya menjadi buku ber-ISBN tentu perasaan kita gembira, bangga dan bahagia luar biasa. Cukupkah sampai di situ? Sudah puaskah pencapaian kita hanya sampai di situ? Nah. Bagi yang belum cukup puas dan ingin memasarkan bukunya sendiri tentu akan menghadapai berbagai kendala. Apalagi sekarang masih masa pandemi, memasarkan buku tidak semudah sebelum masa pandemi.
Namun jangan khawatir. Bpk Agustinus Subardana akan memberikan seni dan strategi pemasaran buku di masa pandemi. Mudah-mudahan strategi ini akan bisa membantu supaya buku kita bisa laris manis tanjung kimpul, bukunya laris duitnya ngumpul … hehehe.
Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku.
Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.
Perkembangan industri penerbitan buku juga dipicu oleh alasan keuntungan (profit margin) yang relatif besar dibandingkan industri lainnya khususnya barang konsumsi. Saat ini terdapat 1 328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktiv lagi.
Tak terduga awal bulan Maret tahun 2019 ini telah datang wabah Virus Corona 2019 / Covid 19 yang menyebabkan makin terasa berat dalam perekonomian dalam negeri, terutama dari sisi konsumsi, korporasi, sektor keuangan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dampak dari mewabahnya Covid 19 ini dirasakan betul oleh berbagai macam sektor, tidak terkecuali sektor usaha yang terkena dampak langsung akibat dari mewabahanya Covid 19. Adapun imbas yang dirasakan oleh pelaku usaha Penerbitan Buku seperti menurunnya pendapatan dan terganggunya kegiatan usaha dari pelaku usaha penerbitan Buku tersebut.
Dampak Penjualan Buku Selama COVID 19 sangat dirasakan betul oleh pelaku usaha bidang Penerbitan Buku . Dampak yang kami alami sebagai pelaku usaha Penerbitan Buku yaitu :
- Jaringan toko buku pada tutup karena covid.
- Pengunjung masih ada rasa kekhawatiran terhadap tertularnya covid
- Penurunan omset penerbitan buku hampir mencapai90 persen.
- Semua konsumen maupun instansi sekolah maupun perguruan tinggi mengurangi pembelian buku, yang mana dana alokasi buku dialihkan untuk pembelian sarana kesehatan dan pencegahan covid-19.
- Beberapa penerbit gulung tikar tidak berproduksi lagi.
- Penjualan buku secara direc selling tidak bisa dilakukan secara leluasa alias bertemu langsung karena adanya covid-19 sehingga pemasaran kurang bisa maksimal.
Maka dari itu dalam rangka untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku , selama pandemic Covid 19 ini supaya tetap terus hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal maka kita perlu strategi pemasaran. Srategi Pemasaran biasanya hampir dipakai oleh semua wirausaha, intreprenur yang menjalankan bisnis.
Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Kenapa demikian , hal ini dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang di terbitkan. Jenis – jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokkan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku ( Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi – Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll ).
Dari jenis – jenis katagori buku tersebut disinilah kita akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang diterbitkan . Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis . Sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :
- Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
- Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.
Saat ini kami dalam menjalankan bisnis Penerbitan Buku yang sedang kami terus jalankan masuk dalam faktor keduanya yaitu Faktor Mikro dan Makro. Hal ini dikarenakan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 15.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori ( dapat di kunjungi ke website kami : http://www.andipublisher.com ).
Berikut 2 strategi pemasaran Buku:
A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara (On Line )
- Pentingnya Transformasi Digital
Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri., terutama sektor Industri Perbukuan. Perubahan ini tentu akan berdampak ke banyak hal, mulai dari tempat bekerja, Cara belajar – mengajar , kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial. Strateginya yang utama yang kita pakai adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku. Adapun Manfaat Digital Marketing antara lain: a) Biaya yang relatif terjangkau atau lebih murah. b) Daya jangkauan sangat luas. c) Mudah menentukan target pasar buku yang akan dikehendaki. d) Komunikasi dengan konsumen yang lebih efektif. e) Lebih cepat populer f) Sangat membantu meningkatkan omset penjualan.
Untuk penjualan buku lewat Online ini kita harus terus proaktiv untuk terus promosi , supaya kita dapat :
- Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial
- Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada sehingga kesetiaan konsumen terjaga.
- Menjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu
- Menaikan penjualan dan profit
- Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing
- Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan
- Mengubah tingkah laku ( yang kurang minat beli , menjadikan tertarik beli ) , persepsi dan pendapat konsumen.
Media Online yang dapat kita lakukan untuk promosi dan penjualan buku yaitu sudah tidak asing lagi yaitu lewat telepon, w.a, sms, email, telegram, FB, Instragram, youtube , dll.
Team pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya / on line. Sungguh luar biasa ya.
Team pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya / on line . Kami Penerbit ANDI juga memasarkan buku lewat marketplace yang telah di tunjuk oleh Kemendikbut R.I melalui blanja.con, blibli.com dengan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) guna mendukung pengadaan barang dan jasa (PBJ) di sekolah melalui penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler. “Inovasi dan elektronifikasi sektor PBJ merupakan suatu keniscayaan. Hal ini juga sesuai dengan amanat dan kebijakan pemerintah untuk penguatan tata kelola keuangan pendidikan melalui Perpres PBJ Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018.”
2. Pemasaran Buku lewat Komunitas
Kita tentunya punya komunitas masing – masing sesuai dengan kapasitas kita untuk membentuk komunitas dan relasi , maka gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.
Kami Penerbit ANDI juga terus mengadakan aktifitas pemarasan lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link Zoom , Live Youtube TV. ANDI, dengan tema – tema yang menarik.
B. Strategi pemasaran buku serangan Darat (OF LINE )
Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Kami Penerbit Andi telah mempunyai 42 cabang di kota dari Aceh s.d Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.
Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju, antara lain :
1. Toko Buku
Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri , sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional. Kenapa kita perlu petakan jenis toko buku tersebut , hal ini dikarenakan tiap jenis toko buku tersebut mempunyai sistem administrasi dan tempat yang berbeda. Contoh toko buku modern yaitu Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store. Toko Modern ini mempunyai sistem transaksi mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dikendalikan dengan sistem sentralisasi dan sebagainya. Adapun toko buku semi modern biasanya masih dikendalikan dan mengunakan sistem administasi penjualan per toko . Sedangakan Toko Tradisional biasanya sistem transaksinya masih manual. Untuk itu saluran toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual / konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus. Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan, antara lain: a) Menguasai display buku supaya tampilan buku lebih menonjol/ dapat lebih terlihat b) Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk promo maupun baner promosi atau sound sistem promosi. c) Mengadakan bedah buku pada even tertentu d) Mengadakan promosi tematik sesuai bulan berjalan e) Proaktif dengan internal produsen buku, termasuk di dalamnya sharing. Selain kelima hal itu juga perlu diperhatikan ketersediaan stok buku.
2. Directselling / kunjungan langsung
Pemasaran Buku melalui Directselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :
- Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
- Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah
- Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum
3. Melakukan Event – Event
Aktiv dalam melakukan event – event seperti event Pameran buku, dalam seminar, workshop, Tryout, dan sebagainya.
Demikian yang dapat disampaikan Bpk Agustinus Subardana tentang strategi pemasaran buku secara singkat, dan masih banyak lagi strategi pemasaran buku yang terus berkembang. Akhir kata tim pemasaran penerbit Andi sebagai “Tenaga pemasaran buku sangat bangga sebagai ujung tombak dalam menyebarluaskan karya – karya tulisan ilmu pengetahuan yang sangat berdampak sekali melalui jalur non formal ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.”
Wow…. menarik sekali bukan materi pelatihan belajar menulis hasil dari menyimak materi dari nara sumber yang hebat Bpk. Agustinus Subardana. Semoga ini semakin menambah pengetahuan dan wawasan kita semua dalam berliterasi.
Salam literasi tiada henti, salam santun.
Tegur Sapa Tamu Istimewa